Miris! Karna Tak Mampu Lunasi Biaya Persalinan, Seorang Ibu Muda Dipolisikan

 


Nasib miris dialami Safrida (19), ibu muda asal Desa Cot Mee, Kecamatan Nisam, Aceh Utara. 

Pasalnya, 10 hari setelah melahirkan secara operasi caesar, kemudian ibu muda tersebut dilaporkan ke polisi oleh seorang warga yang sebelumnya menolongnya. 

Karena Safrida tak mampu membayar biaya persalinan, di sebuah rumah sakit di kawasan Medan Marelan. 

Sementara suaminya juga tak kunjung kembali ke rumah sakit tersebut, untuk melunasi biaya tersebut. 

Informasi tersebut diketahui anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma, yang disampaikan Mukhtar Abdullah alias Aduen Jelas, warga Kecamatan Nisam,  ke Haji Uma melalui Abu Saba, relawan Haji Uma yang selama ini membantu pemulangan warga Aceh di Malaysia. 

“Berdasarkan laporan yang saya terima, pada 20 Agustus 2021 lalu, ibu muda tersebut mendatangi RS di Medan bersama suaminya untuk melahirkan anak pertamanya,” ujar Haji Uma, kepada Serambinews.com, Rabu (1/9/2021). 

Karena tak memiliki biaya, kemudian suaminya menyampaikan kepada pihak RS akan mencari uang untuk melunasi biaya tersebut. 

Namun, sampai batas waktu pelunasan, suami Safrida belum juga mampu melunasi dan tidak diketahui keberadaan oleh pihak RS. 

Karena terdesak dan hanya bersama bayinya di RS, lalu Safrida meminta tolong utang, kepada seorang warga Aceh bernama Siti yang bekerja di RS itu untuk melunasi biaya persalinannya. 

Karena merasa iba, Siti kemudian membantu mengurus BPJS Kesehatan agar biaya persalinannya lebih ringan. 

Namun, ternyata setelah mengurus BPJS kesehatan, Safrida masih harus melunasi sisa biaya persalinan Rp 1,7 juta lebih kepada RS. 

“Kemudian ibu tersebut membawa pulang Safrida bersama dengan bayi yang baru berumur tujuh hari ke rumahnya dan merawatnya,” ungkap Haji Uma. 

Setelah tujuh hari Safrida tinggal di rumah Siti, suami Safrida belum juga melunasi utang biaya persalinan dan tidak mengetahui keberadaannya. 

Siti berusaha mencari kontak keluarga, untuk menyampaikan persoalan tersebut.

Tapi tidak menemukan dan akhirnya melaporkan Safrida ke polisi. 

“Belakangan kita mendapat informasi yang sangat miris ini, kemudian langsung mencari solusi agar Safrida tidak dijemput petugas,” ujar Haji Uma.

Kemudian kata Haji Uma, dirinya langsung membayar utang biaya persalinan Safrida dan meminta relawannya di kawasan Medan untuk membantu mencari tahu lokasi rumah Siti dan memfasilitasi pemulangan Safrida. 

“Kemudian setelah membayar utang tersebut, kita juga membantu menyediakan ambulans untuk membawa pulang Sarida ke Nisam,” kata Haji Uma. 

Tak hanya itu, Haji Uma juga mengantarkan langsung Safrida ke rumah orang tuanya di Desa Cot Mee, Kecamatan Nisam, pada Rabu (1/9/2021) sekira pukul 00.15 WIB.

Setelah turun dari mobil, Safrida harus dibantu bawa keluarganya lagi ke dalam rumah, karena tak sanggup berjalan lagi. 

Kondisi orang tuanya, Syarbani (46) juga sangat memprihatinkan.

Ia tinggal di rumah berukuran kecil, berdinding dari pelepah rumbia, dan beratap daun rumbia. 

Haji Uma hadir ke rumah orang tua Safrida bersama Safrizal alias Tauke Dan Pengusaha Lhokseumawe, dan tiga stafnya, Muhammad Daud, Hamdani alias Matnu dan Furqan. 

Tak hanya itu, Haji Uma juga akan membantu biaya untuk biaya pemeriksaan lanjutan Safrida di RSU Cut Meutia Utara. 

Selain itu, juga akan membantu biaya untuk makan kepada keluarga yang akan mendampinginya. 

“Untuk biaya tak perlu dipikirkan, yang penting kondisi bayi dan Safrida harus terlihat sehat terlebih dahulu, kita akan membantunya, termasuk nantinya jika dibutuhkan biaya untuk keluarga yang akan mendampingi pasien,” ujar Haji Uma.

Dalam kesempatan itu Haji Uma sangat berterima kasih kepada warga Aceh yang sudah bersedia membantu menampung Safrida selama tujuh hari bersama bayinya, dan mengurus BPJS agar biaya persalinan lebih ringan. 

Bahkan ibu tersebut sudah bersedia mengutang biaya persalinan di RS tersebut.

“KIta sangat berterima kasih kepada ibu tersebut dan kita berutang budi pada ibu tersebut,” ujar Haji Uma.

LihatTutupKomentar